Sabtu, 15 Agustus 2009

Mengajar Matematika Tidak Cukup Hafal Ru

Mengajar Matematika Tidak Cukup Hafal Ru

um

s

By Republika Newsroom
Kamis, 23 Juli 2009 pukul 18:43:00
Font Size A A A
Email EMAIL
Print PRINT
Facebook
Bookmark and Share

MEDAN -- Mengajar siswa agar paham matematika tidak cukup hanya dengan memberikan hafalan rumus-rumus, karena metode seperti itu hanya akan menghilangkan kesempatan mereka untuk berlatih berpikir. Ketua Program Studi Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Josua Sabandar, di Medan, Kamis (23/7) mengatakan, belajar matematika berkaitan erat dengan aktivitas dan proses belajar berpikir.

Hal itu, menurut dia, berkaitan erat dengan karakteristik matematika sebagai suatu ilmu sekaligus human activity, yakni matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logis dengan menggunakan istilah-istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat. Karenanya, kata dia, tanpa meningkatkan dan mengandalkan pembelajaran matematika yang berkualitas dengan menuntun siswa mau berpikir akan sangat sulit mencapai kemampuan berpikir demi menghasilkan sebuah prestasi belajar matematika yang baik.


Intinya, proses pembelajaran matematika tidak cukup hanya memberikan hafalan rumus-rumus pada anak didik, tapi harus lebih dari itu, dengan memberikan soal-soal yang mampu membuat siswa berpikir secara logis. Menurut dia, aktivitas dan proses berpikir akan terjadi apabila seorang individu berhadapan dengan suatu masalah yang mendesak dan menantang, sehingga memicunya untuk berpikir demi memperoleh kejelasan dan solusi terhadap masalah yang dihadapinya.

Dia menuturkan, secara umum ada beberapa alasan yang berkaitan dengan pentingnya kehadiran proses berpikir dalam proses pembelajaran matematika yang dapat menjadi pedoman dalam memunculkan jawaban terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa. Ia mencontohkan dengan menambah kurikulum yang dapat memicu daya nalar siswa sehingga dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif dan mampu menjawab permasalahan yang dihadapinya.

Selain itu, pentingnya kehadiran proses berpikir juga dilatarbelakangi perubahan pandangan mengenai tujuan pendidikan, di mana kemampuan berpikir harus menjadi tujuan yang penting dan utama dalam proses pembelajaran. Begitu juga fakta yang memaparkan bahwa pembelajaran yang monoton dengan cara tradisional tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara optimal. "Dewasa ini terdapat pandangan bahwa proses berpikir yang baik akan mengantarkan seseorang pada pemahaman yang lebih mendalam di berbagai disiplin ilmu. Inilah mengapa matematika sangat penting karena melibatkan proses berpikir," katanya.ant/bur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SD Negeri 24 Sungailiat Bangka